Sinden Gaib (2024) sukses menyapa seluruh penggemar film tanah air dengan bumbu kisah nyata dalam racikan horornya. Film garapan Faozan Rizal ini mengangkat urban legend, elemen yang sepertinya menjadi primadona di kalangan sineas lokal.
Sebelum Sinden Gaib (2024) tayang perdana di bioskop pada 22 Februari, film yang mengusung kisah nyata dari mitos atau legenda lokal sudah banyak mengudara. Akan tetapi, film yang mengangkat unsur budaya lokal tetap punya daya pikat! Film yang dinaungi rumah produksi Starvision dan Evergreen Pictures ini meracik nuansa lokal yang begitu kental.
Dengan durasi 120 menit, film yang dibintangi sederet aktor dan aktris tanah ini cukup menyedot perhatian publik. Di jajaran pemainnya ada Sara Fajira, Dimas Aditya, Riza Syah, Naufal Samudra, dan Arla Ailani.
Hmm, kira-kira akan seciamik apa sentuhan tangan dingin sutradara Faozan Rizal yang telah lama berkecimpung di dunia sinematografi, ya? Kalau kamu penasaran sama film horor lokal ini, langsung saja simak sinopsis dan review lengkapnya di bawah ini, Sob.
Sinopsis Film Sinden Gaib (2024)
Sinden Gaib (2024) mengikuti kisah Ayu (Sara Fajira), gadis muda yang tengah sibuk syuting film dokumenter bersama teman-temannya. Mereka ingin membuat film tentang tarian Turonggo Yakso di daerah Trenggalek, Jawa Timur.
Akan tetapi, nasib malang menghampiri mereka akibat ulah salah satu teman Ayu yang mengambil batu keramat di lokasi syuting. Celakanya saat itu Ayu dan temannya, Rara sedang syuting menari. Tidak ada yang tahu bahwa lokasi bernama Watu Kandang itu menyimpan aura negatif dan kisah keramat.
Gara-gara ulah teman laki-laki Ayu, sosok sinden dari alam gaib yang bernama Sarinten merasuki tubuh Ayu. Sejak saat itu, Ayu hidup bersama sosok sinden gaib tersebut dan sering mengalami gangguan mistis.
Rangkaian gangguan mistis yang dialami Ayu kian mengerikan, bahkan mengancam keselamatannya. Orang tua Ayu akhirnya mengupayakan berbagai cara untuk mengusir sosok Sarinten dari tubuh Ayu, mulai dari memakai jasa paranormal hingga bantuan konten kreator.
Namun, segala upaya supranatural ini tak kunjung membuahkan hasil. Lantas, apa yang harus Ayu lakukan untuk menghadapi sisi menyeramkan Mbah Sarinten?
Sinden Gaib (2024) Meracik Premis Bernuansa Budaya
Sebagai film yang menonjolkan unsur urban legend Jawa Timur, Sinden Gaib (2024) punya racikan budaya yang khas dalam premisnya. Film ini menyoroti pembuatan dokumenter tentang tarian daerah yang dilakukan tokoh utama dan teman-temannya.
Bisa dibilang, keputusan membingkai tarian Turonggo Yakso atau yang dikenal dengan kuda lumping adalah ide yang menarik. Warisan budaya khas Jawa Timur ini memuat banyak keunikan dan elemen, seperti kuda yang terbuat dari kulit sapi dan bentuk tariannya.
Karakter sinden sebagai antagonis yang merasuki tubuh tokoh utama juga tidak lepas dari nilai budaya. Sebenarnya menggabungkan unsur budaya lokal dengan cerita mistis bukan hal biasa. Akan tetapi, premis seperti ini terasa lebih “segar” dibandingkan berkutat pada kisah keramat di tempat tertentu saja.
Eksekusi Kisah Nyata Mbah Sarinten yang Memuaskan
Daya tarik utama film Sinden Gaib (2024) terletak pada klaim kisah nyata dari daerah Jawa Timur. Klaim tersebut sukses menjadi daya pikat, terutama bagi penonton Indonesia yang sudah sangat akrab dengan kisah dari alam supranatural.
Lantas, bagaimana eksekusinya? Sinden Gaib (2024) dominan menampilkan adegan yang sesuai dengan urban legend tentang Mbah Sarinten, seperti cerita yang beredar di tengah masyarakat, penggambaran sosok sinden antagonis secara esensial, dan nyanyian sinden.
Elemen yang dieksekusi dengan baik dalam film ini adalah adegan kesurupan yang bisa dikatakan berhasil mengeluarkan aura seram. Elemen “kesurupan” justru menjadi poin paling penting dalam film ini karena fokus memperlihatkan perjuangan Ayu melawan kekuatan Mbah Sarinten.
Film Sinden Gaib (2024) Minim Gore dan Jump Scare
Mungkin yang menjadi catatan penting bagi film Sinden Gaib (2024) adalah dominasi jump scare yang masih kurang. Memang kebanyakan penikmat horor menantikan kualitas dan intensitas efek kejut dari jump scare. Namun, faktor ini bukan penentu utama kualitas sebuah film horor, Sob.
Faozan Rizal dengan sentuhan tangan dinginnya dalam sinematografi berhasil melihat sisi-sisi menyeramkan dari elemen “kesurupan”. Tak mudah menunjukkan aura mencekam dari manusia yang kerasukan sosok tak kasat mata. Apalagi ada adegan-adegan di siang hari yang menjadi tantangan tersendiri untuk dieksplor sesuai naskah.
Namun, Faozan berhasil mengeksekusi unsur-unsur penting ini sehingga pengambilan sudut pandang dan cara visualisasinya terlihat seram. Alhasil, tanpa intensitas jump scare dan adegan berdarah, film ini tetap bisa menakuti kita.
Akting Sara Fajira Jadi Bumbu Utama yang Memikat
Film akan terasa hambar tanpa kualitas para pemerannya, terutama karakter utama yang mendominasi alur cerita. Sinden Gaib (2024) memang memiliki alur yang agak lambat, tetapi akting Sara Fajira sukses mencuri perhatian penonton.
Sara memerankan dua karakter dengan sumbu berbeda, yaitu protagonis yang menjadi korban (Ayu) dan antagonis dari alam gaib (Mbah Sarinten). Untungnya Sara berhasil totalitas memerankan dua peran ini. Bisa dibilang, kualitas akting Sara yang menjadi bumbu utama di sepanjang cerita.
Pendek kata, film ini cocok buat kamu yang suka film horor bernuansa lokal, terutama kalau kamu tertarik sama urban legend di suatu daerah. Selamat menonton, Sob!
Penulis: Gheani Kirani B.T
Referensi: yoursay.suara.com
Foto: Starvision
Comments
Comments are closed.