Pasar Setan (2024) bertekad tampil beda dan berani di awal tahun ini dengan sajian sinematik yang gurih. Sejak mengudara pada 29 Februari 2024 di seluruh bioskop tanah air, film yang diracik menggunakan teknik found footage ini makin gencar dibicarakan.
Sosok Wisnu Surya Pratama di bangku sutradara berhasil mengarahkan alur film Pasar Setan (2024) yang menyoroti dua sudut pandang. Jika dilihat dari rekam jejaknya, Wisnu punya karier sutradara yang cukup mengesankan, lho, Sob. Pada ajang Festival Film Indonesia 2017, film Songbird: Burung Berkicau karya Wisnu mendarat di nominasi Film Dokumenter Pendek Terbaik.
Film Pasar Setan (2024) yang dinaungi rumah produksi IDN Pictures ini menjadi karya teranyar Wisnu Surya Pratama di lautan genre horor. Dengan menggandeng sejumlah aktor dan aktris tanah air, Wisnu ingin mengangkat isu yang membumi dan mampu dirasakan oleh publik.
Penasaran nggak, nih? Film horor lokal yang dibintangi Audi Marissa, Roy Sungkono, Michelle Tahalea, Pangeran Lantang, Agni Pratistha, dan Shindy Huang ini masih tayang, lho. Namun, sebelum kamu duduk di kursi bioskop dan menikmati sajian horor ala dokumenter, akan lebih seru kalau kamu menyimak sinopsis dan review lengkapnya.
Sinopsis Film Pasar Setan (2024)
Pasar Setan (2024) menampilkan dua sudut pandang dalam media yang berbeda, yaitu masa kini dan masa lalu yang termuat dalam rekaman video. Kisah kelam berbalut tragedi ini dimulai dari perjalanan ekspedisi oleh tim pemburu konten yang terbilang nekat.
Tamara (Audi Marissa) mengambil peran utama sebagai vlogger ternama yang menuai popularitas berkat konten horor. Akan tetapi, Tamara menggunakan penampakan palsu dalam konten-kontennya yang tak ia sadari akan menjadi bumerang di masa depan.
Hari malang dalam hidup Tamara pun tiba ketika video palsunya terungkap ke publik dan diketahui para penggemarnya. Bagai terjun payung, karier Tamara pun jatuh seketika. Tidak hanya soal reputasi, penghasilan Tamara pun berkurang sehingga ia merasa hancur. Demi memulihkan nama baiknya, Tamara nekat mencari kebenaran tentang mitos pasar setan di sebuah gunung.
Karier yang hancur membuat akal sehat Tamara hilang sehingga ia membuat rencana pendakian ke gunung tersebut bersama timnya. Dalam tim tersebut ada Kevin (Roy Sungkono), Caca (Shindy Huang), dan Yunus (Pangeran Lantang). Dengan segala kenekatan, tim Tamara berusaha menyelami jejak-jejak mitos pasar setan di Gunung Salak.
Akan tetapi, rangkaian tragedi dari pasar yang dihuni para makhluk halus itu membuat Tamara kehilangan teman-temannya. Hingga akhirnya seorang perwira polisi ditugaskan ke Gunung Salak untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang menyeret nama Tamara.
Rani (Michelle Tahalea), polisi yang ditugaskan untuk mengusut kasus itu menemukan video yang menunjukkan tabir kelam dari pencarian pasar setan. Tiga anggota tim Tamara yang tewas hanya awal dari tragedi dan teror yang terjadi di hutan terlarang Gunung Salak.
Rani pun mengerahkan segala upaya untuk menyelami jejak-jejak ekspedisi berbahaya ini. Di sisi lain, Tamara rupanya berhasil selamat, tapi terjebak dalam kondisi yang aneh.
Mampukah Rani menemukan kebenaran di balik tragedi hutan terlarang?
Pasar Setan (2024) dan Racikan Premis Penuh Tragedi
Pasar Setan (2024) menyoroti perjuangan seorang polisi saat berhadapan dengan kasus pembunuhan yang melibatkan kekuatan alam gaib. Racikan premis ini bukan hal baru dalam industri film, Sob. Seperti yang kita tahu, selama ini film-film horor lokal memang lebih banyak berkutat pada sosok hantu yang meneror para tokoh, ya.
Sudut Pandang tokoh Rani sebagai perwira polisi memberikan warna baru dalam perjalanan mencari keberadaan pasar setan. Bumbu investigasi yang ditampilkan lewat rekaman video di TKP, penyelidikan ala polisi, dan kegigihan Rani memantik sedikit aroma segar.
Di lain sisi, elemen “mitos” tentang wilayah keramat yang dihuni para makhluk halus dan jin masih terbilang klasik. Dari sekian banyak film bergenre horor dan misteri yang mengisi daftar tontonan, elemen “mitos” yang paling sering dikulik.
Sebut saja film Panggonan Wingit (2023) yang membingkai mitos hotel angker dengan penampakan hantu di salah satu kamarnya. Namun, gabungan elemen mitos dan investigasi ala polisi tidak terasa hambar karena ada rangkaian tragedi yang harus kita susun.
Bagaikan kepingan puzzle, penonton akan diajak menelusuri tiap jejak yang hilang dan tersisa. Menarik, bukan? Tampaknya permainan plot dan premis dalam film horor lokal makin beragam, nih, Sob.
Tak Sekadar Angkat Mitos dari Hutan Terlarang
Elemen mitos dari cerita rakyat memang sangat menjual dan menggugah selera, apalagi mayoritas penonton Indonesia memang akrab dengan kisah horor. Namun, memasukkan unsur mitos ke dalam cerita punya tantangan tersendiri.
Nah, kabar baiknya film Pasar Setan (2024) ikut memasukkan sosok Nyi Salimah yang diceritakan sebagai penunggu pasar setan. Sosok Nyi Salimah akan mengingatkan kita dengan Mak Lampir dalam film Lampir (2024) yang menebar teror kepada korbannya.
Sosok Mak Lampir yang hidup dari urban legend di Gunung Merapi ini menambah cita rasa pada film Lampir (2024) yang menjadikan sosok hantu sebagai sorotan utama. Nah, film Pasar Setan (2024) menampilkan keterlibatan Nyi Salimah dalam porsi yang tepat sehingga unsur mitos bukan hanya sekadar tempelan saja.
Rangkaian Adegan Gore dan Visualisasi Kelam
Takaran elemen gore dalam film ini sangat menunjang sisi angker dan mitos yang ada di baliknya. Hal ini dibuktikan melalui kematian para karakter yang cukup berhasil bikin kita bergidik ngeri, Sob.
Wajar saja, meramu film horor tanpa memperhatikan gore dan visualnya akan membuat hasilnya terasa kurang sedap. Untungnya visualisasi tiap adegan, terutama sosok Nyi Salimah dalam film Pasar Setan (2024) cukup memikat. Ditambah lagi, skoringnya cukup bikin jantung berdebar yang sesuai sama ekspektasi kita kalau nonton film horor.
Pasar Setan (2024) Tawarkan Sinematik Found Footage
Poin menarik dalam film ini terletak pada teknik sinematiknya, Sob. Mungkin kamu pernah menonton film dokumenter yang fokus pada rekaman video. Nah, Pasar Setan (2024) menggunakan found footage, yaitu teknik menyajikan alur dan plot cerita lewat rekaman yang ditemukan para tokoh.
Akan tetapi, sayangnya efek found footage dalam film ini masih perlu diasah sehingga akan lebih terasa sensasinya. Dalam beberapa sisi pun, film ini lebih fokus pada adegan gore yang bikin mual dan suasana di gunung yang seram. Meski begitu, teknik sinematik ini menjadi elemen baru yang segar untuk daftar tontonan horor di 2024.
Kalau kamu tertarik melihat eksekusi found footage, film ini bisa jadi pilihan, Sob.
Ada Fenomena dan Kisah yang Relate Sama Penonton
Meski ada kekurangan dari sinematik dan porsi gore yang dapat digunakan untuk spot eksplorasi karakter, tetapi film Pasar Setan (2024) dengan lugas mengangkat fenomena konten kreator di era digital.
Seperti yang kita tahu, profesi content creator makin digandrungi, tetapi persaingannya pun makin kompetitif. Nah, itu sebabnya pemalsuan konten yang dilakukan Tamara menjadi isu yang menarik buat diangkat dalam film.
Tak hanya isu sosial, film ini juga menyajikan kisah pendakian gunung yang ternyata relate sama penonton yang suka mendaki. Kita sama-sama tahu kalau banyak pendakian yang berujung maut, bahkan banyak pendaki yang tersesat di alam gaib.
Pendek kata, film ini layak buat jadi tontonan akhir pekan, terutama kalau kamu suka dengan sentuhan baru dalam sepiring cerita horor. Selamat menonton, Sob.
Penulis: Gheani Kirani B.T
Referensi: Kincir.com
Foto: IDN Pictures