How to Make Millions Before Grandma Dies (2024) bukan sekadar film tentang cucu yang mengharapkan warisan dari sang nenek. Jika dilihat dari berbagai sudut pandang, film ini bagaikan kumpulan potret kehidupan yang disajikan dalam sepiring cerita.
Sejak tayang pada 15 Mei 2024, film asal Thailand ini sudah menarik atensi publik di Indonesia. Terhitung belum dua pekan tayang di bioskop, popularitasnya sudah menyebar ke semua kalangan dan meraup lebih dari satu juta penonton. Di negaranya sendiri, How to Make Millions Before Grandma Dies (2024) berhasil masuk jajaran film box office, lho.
Di balik ketenarannya yang meledak di Indonesia, film ini memang menyajikan cerita yang emosional. Sentuhan tangan dingin sutradara Pat Boonnitipat sukses menghadirkan kisah keluarga yang relate bagi siapa saja, tak peduli berasal dari negara mana.
Jadi, tak heran kalau tiap adegan dan pesan dalam film ini terasa spesial, bagaikan sajian yang terasa manis dan hangat tiap kali kita menggigitnya. Dengan durasi dua jam lebih lima menit, kita akan menyaksikan proses pendewasaan seorang cucu.
Namun, kamu pasti tidak menyangka kalau lika-liku perjalanan yang sang cucu lewati akan terasa pas jika direfleksikan ke diri sendiri. Setelah melahap gigitan terakhir, kamu baru akan memahami arti dari tiap rasa yang tertinggal ini.
Nah, daripada kamu makin penasaran, simak sinopsis dan review film yang lagi viral ini, yuk!
Sinopsis How to Make Millions Before Grandma Dies (2024)
Film ini mengikuti kisah M (Putthipong Assaratanakul), pemuda biasa yang berusaha mendapat kekayaan di usia muda dengan menjalani profesi caster game. Demi profesi ini, M bahkan sampai berhenti kuliah.
Namun, segalanya tidak berjalan semudah membalik telapak tangan. Meskipun profesi caster game dapat menghasilkan banyak uang, tetapi jalan M tidak mulus. Jalan yang ia anggap mudah dan penuh kesenangan ternyata tidak sesuai dengan bayangannya. M pun termotivasi mendapatkan harta warisan dari sang nenek setelah mendengar cerita sepupunya.
Sepupunya, Mui (Tontawan Tantivejakul) berhasil mendapat warisan rumah setelah merawat kakeknya sampai ajal menjemput. Momentum yang tepat pun tiba di hadapan M saat sang nenek, Amah (Usha Seamkhum) terdiagnosis mengidap kanker usus stadium 4.
Dalam pikiran M yang licik, ia bertekad merawat Amah agar mendapat warisan seperti sepupunya. Kegagalannya sebagai caster game membuat M berambisi untuk kaya dalam waktu cepat. Akan tetapi, ambisi dan rencana licik M malah membawanya pada hal-hal tak terduga.
Rencana licik yang dipicu oleh uang ini berlabuh pada hubungan emosional antara M dan sang nenek.
Potret Kehidupan di Balik Premis yang Sederhana
How to Make Millions Before Grandma Dies (2024) sebenarnya menawarkan premis yang sederhana. Hanya tentang rencana licik seorang cucu yang akhirnya mengajarkan dirinya tentang arti keluarga. Namun, premis yang sederhana ini dapat dikemas dengan sangat menarik.
Lengkap dengan makna yang terselip di tiap plotnya, kisah dalam film keluarga ini sama sekali tak terasa sederhana, Sob. Ketika mengikuti perjalanan M mengenal sang nenek lebih dalam, kita akan terus dibuat mengucurkan air mata.
Sentuhan realistis dalam premisnya pun mampu membuat penonton terhubung dengan perasaan M dan Amah. Eksekusi yang matang mampu membuat kita terkoneksi dengan tiap kenangan, kesedihan, dan kegundahan yang hadir di sepanjang cerita.
Perpaduan Karakter Para Tokoh yang Realistis dan Penuh Emosi
Tak hanya menyoroti ambisi M, film How to Make Millions Before Grandma Dies juga menonjolkan variasi karakter yang unik. Kita akan diajak mengenal sosok Amah yang ternyata sangat mandiri dan cukup banyak menuntut orang lain. Amah juga tidak mudah merasa puas sehingga M harus bekerja ekstra untuk mencuri hati neneknya.
Di satu sisi, M bukan sosok laki-laki yang peduli pada orang-orang di sekitarnya. Hal ini sudah terlihat dari niat licik M saat datang ke rumah Amah. Selain karakter M yang dapat kita temukan di dunia nyata, karakter tokoh lainnya pun sangat realistis.
Kita dapat melihat dinamika karakter para tokoh yang relate dengan situasi di dalam masyarakat. Bumbu-bumbu drama inilah yang membuat racikan kisahnya memberikan banyak rasa, tak hanya sekadar manis atau pahit saja. Perpaduan warna karakter ini selaras dengan alur ceritanya yang dibangun secara perlahan sehingga kita dapat menghayati tiap plotnya.
Selain alur ceritanya yang tidak monoton, kita juga melihat perkembangan tokoh yang mengesankan. Film How to Make Millions Before Grandma Dies (2024) menyorot perubahan karakter tanpa terburu-buru, seperti sosok M yang perlahan menyadari pentingnya menjadi sosok yang peduli kepada keluarganya.
Pesan Moral How to Make Millions Before Grandma Dies (2024)
Sob, apakah kamu membayangkan akan seperti apa masa tua yang menantimu? Apakah ada orang-orang terkasih yang setia mendampingimu? Jika realita tidak sesuai harapan, apakah kamu akan tetap tegar? Pertanyaan-pertanyaan ini akan merasuki benak kita saat menyaksikan perjuangan Amah melawan kanker ganas.
Ketika sang cucu menawarkan uluran tangan dengan niat tersembunyi, kita mungkin akan dibuat selalu menghela napas. Di sisi lain, saat ajal mengetuk pintu dan membawa kesedihan di akhir cerita, kita akan memahami arti kehadiran tiap anggota keluarga.
Film ini dikemas dengan rapi, tanpa terkesan menggurui. Kita malah dirangkul sembari diajarkan pesan-pesan mengharukan tentang keluarga yang mungkin selama ini kita lewati.
Penulis: Gheani Kirani
Referensi: Insertlive.com
Foto: Rumah Produksi GDH
Comments
Comments are closed.