Lampir (2024) tidak hanya menyajikan cerita hantu dalam rangkaian plot yang menegangkan seperti film bergenre horor pada umumnya. Film ini menghidupkan karakter Mak Lampir yang menjadi legenda di era 90-an.
Buat kamu yang hidup di era 90-an, masih ingat sama sinetron Misteri Gunung Merapi? Sinetron yang mengudara di televisi lokal ini sangat populer pada masanya. Film Lampir (2024) yang tayang perdana pada 14 Februari ini membangkitkan misteri dari urban legend Gunung Merapi. Dengan sentuhan tangan dingin Kenny Gulardi sebagai sutradara sekaligus penulis naskah, film ini menghadirkan kembalinya Sang Mak Lampir sebagai antagonis utama.
Rekam jejak Kenny pun cukup melambungkan ekspektasi karena sebelumnya ia sukses menggarap film Perjamuan Iblis (2023). Selain premisnya yang menjanjikan, film berdurasi sekitar 97 menit ini juga punya jajaran pemain yang cukup menarik. Ada Jolene Maire, Rory Asyari, Ardina Rasti, Ge Pamungkas, Gandhi Fernando, dan Hana Saraswati.
Film ini pun berkolaborasi dengan rumah produksi Sinergi Pictures bersama Vision+ dan Creator Pictures. Hmm, sebagus apa film ini di tengah gempuran karya-karya lokal lainnya, seperti Munkar (2024) dan Agak Laen (2024)?
Yuk, simak sinopsis dan review lengkapnya di bawah ini, Sob!
Sinopsis Film Lampir (2024)
Lampir (2024) mengikuti kisah sepasang calon pengantin yang tengah mempersiapkan pernikahan mereka. Akan tetapi, mimpi buruk terus menghantui sang penganting perempuan, Wendy (Jolene Marie).
Rentetan mimpi buruk yang dialami Wendy ini berkaitan dengan momen pernikahannya yang tinggal di depan mata. Wendy bermimpi melihat seorang perempuan berparas rupawan yang menjadi korban sebuah ritual.
Meski terusik oleh mimpi aneh itu, Wendy dan sang kekasih, Angga (Rory Asyari) ingin menciptakan kenangan yang indah untuk mereka. Alhasil, Agnes (Ardina Rasti) yang berteman dengan Wendy pun mengajak mereka pergi berlibur di villa mewah.
Mereka sepakat menjadikan liburan ini sebagai kesempatan untuk melakukan foto pre-wedding sebagai persiapan pernikahan. Berangkat dari rencana ini, tiga teman mereka pun ikut diajak, yaitu Roby (Gandhi Fernando), Rizki (Ge Pamungkas), dan Nanda (Hana Saraswati).
Namun, rencana liburan dan persiapan foto yang indah tiba-tiba hancur ketika sosok di villa mewah itu bangkit dan meneror mereka. Wendy, Angga, dan keempat temannya akhirnya terjebak dalam teror sosok Mak Lampir.
Mampukah mereka menyelamatkan diri dari villa penuh jebakan?
Lampir (2024) Hadirkan Premis yang Klasik
Meski menawarkan daya tarik dengan menghidupkan kembali karakter legendaris di era 90-an, tetapi Lampir (2024) masih berkutat dengan premis yang klasik. Film dengan durasi yang cukup padat ini menyuguhkan kisah tentang sekelompok orang yang terjebak di villa. Rupanya villa itu berhantu dan ada sosok penunggu yang ingin merebut “sesuatu” dari mereka.
Berkaca dari premisnya, terasa cukup umum untuk ukuran film horor, ya. Namun, sosok Mak Lampir yang menjadi antagonis utama dari kisah ini yang membuat premisnya tetap punya nilai lebih. Dengan latar belakang Mak Lampir yang mengerikan, perpaduan kisah Wendy dan Angga yang terjebak bersama teman-temannya jadi menarik buat diikuti.
Suguhkan Urban Legend Terkenal di Gunung Merapi
Film ini mengangkat urban legend di daerah Gunung Merapi tentang sosok yang sejak dulu menjadi bahan pembicaraan oleh warga. Inilah faktor utama yang membuat kisah Lampir (2024) terasa memikat, Sob. Apalagi kisah ini didasarkan pada sinetron lawas berjudul Misteri Gunung Merapi yang tayang dari tahun 1998-2005.
Sebenarnya sudah banyak film horor lokal yang mengambil referensi dari mitos atau urban legend, seperti film Munkar (2024). Namun, pengambilan cerita rakyat sebagai premis dan elemen utama konflik tak akan pernah basi.
Elemen mitos justru bisa memicu konflik yang sulit ditebak, seperti pada film Lampir (2024) ini yang fokus dengan motif Mak Lampir memburu korban-korbannya.
Karakter Lampir Kurang Tereksekusi dengan Baik
Dari segi premis dan elemen utama yang akan menggerakan alur dengan konflik, film Lampir (2024) ini terlihat memukau. Akan tetapi, sayang sekali karakter Mak Lampir dipoles dengan kaku.
Bayangkan saja, saat mendengar kata “Mak Lampir” pasti kita teringat dengan sosok mengerikan yang selalu menghantui manusia, ya. Namun, karakter Mak Lampir pada film ini dimodifikasi agar lebih modern dan mengikuti perubahan zaman.
Pada titik inilah, ciri khas karakter Mak Lampir yang legendaris jadi kehilangan unsur seramnya. Alasannya bukan karena tampilan “modern”, tetapi motif yang dipegang oleh Mak Lampir terasa kurang matang dieksekusi. Alhasil, elemen mengerikan di balik motifnya kurang dirasakan oleh penonton.
Plot Kurang Rapi, tetapi Lampir (2024) Layak Ditonton
Mak Lampir diceritakan ingin merebut kecantikan wanita lain demi paras rupawan yang abadi. Dengan latar villa yang disebut telah dibangun dari era 90-an, motif Mak Lampir sudah sesuai. Namun, perlu ada pengaturan plot yang rapi untuk menjelaskan mengapa motif Mak Lampir mendorongnya melakukan teror sekejam itu.
Dalam hal ini, pengemasan plot film Lampir (2024) terasa kurang pas, terutama pada detail-detail kecil, seperti pengambilan gambar dan penggambaran suasana. Pendek kata, film ini memang memiliki kekurangan, tetapi masih cocok dijadikan tontonan akhir pekan.
Penulis: Gheani Kirani B.T
Referensi: yoursay.suara.com
Foto: Sinergi Pictures