Kereta Berdarah (2024) yang mengudara di layar kaca pada 1 Februari 2024 ini sukses menarik perhatian publik. Selain campur tangan Erwanto Alphadullah sebagai penulis naskah yang menjanjikan premis menarik, film ini disebut-sebut sebagai Train to Busan versi lokal.
Bukan tanpa sebab, keterlibatan sosok Rizal Mantovani di kursi sutradara mampu melesatkan ekspektasi pencinta film horor Indonesia. Rizal dikenal karena menggarap berbagai film horor, seperti Jailangkung (2001) dan Kuntilanak (2018).
Kiprah Rizal selama puluhan tahun di industri film telah melambungkan harapan para penonton. Terlebih lagi, MVP Pictures sebagai rumah produksi menggandeng Erwanto yang sebelumnya menulis naskah film Di Ambang Kematian (2023).
Film Kereta Berdarah (2024) tidak hanya menyajikan teror selama perjalanan kereta, tetapi juga sajian horor bernuansa lokal selama 1 jam 43 menit. Jajaran pemain film ini cukup menarik, ada Hana Malasan, Kiki Narendra, Zara Leola, dan Putri Ayudya.
Lantas, apakah film horor lokal yang berkonsep teror di dalam kereta ini cukup memuaskan? Yuk, simak sinopsis dan review lengkapnya di bawah ini!
Sinopsis Film Kereta Berdarah (2024)
Kereta Berdarah (2024) mengikuti kisah Purnama (Hana Malasan), pasien kanker yang akhirnya sembuh dan ingin pergi berlibur bersama adiknya. Ia pun mengajak Kembang (Zara Leola) berlibur ke resor alam yang baru dibuka menggunakan kereta wisata, Kereta Sangkara.
Bersama penumpang kelas ekonomi lainnya, Purnama menempuh perjalanan tujuh jam menuju resor tersebut. Perjalanan ini kian menarik karena ada kelas VIP yang diisi oleh para investor dan pejabat yang ingin menyaksikan hasil proyek resor itu.
Namun, perjalanan kereta yang seharusnya menyenangkan ini berubah mencekam ketika rangkaian teror mistis menghantui seluruh penumpang. Mulai dari gangguan gaib hingga satu gerbong yang menghilang tiap kali kereta melintasi terowongan.
Gangguan gaib dari sosok-sosok tak kasat mata di gerbong kereta mengubah perjalanan wisata menjadi perjalanan menuju maut. Lantas, sanggupkah Purnama dan Kembang melawan teror brutal ini hingga sampai di resor? Mampukah mereka memecahkan misteri di balik sosok jin yang meneror kereta?
Kereta Berdarah (2024) Suguhkan Premis yang Berbeda
Premis yang disuguhkan film Kereta Berdarah (2024) terbilang cukup “baru” bagi film-film horor Indonesia yang biasanya terpusat pada santet, pesugihan, ritual, mitos, cerita takhayul, dan tempat angker. Dengan mengangkat tema “perjalanan kereta”, film ini terasa segar dan memikat.
Sekilas Kereta Berdarah (2024) akan mengingatkan kita pada Train to Busan (2016) yang pernah meraih popularitas di seluruh dunia. Dari segi konsep cerita, kita juga akan teringat dengan film Snowpiercer (2013) yang terkenal.
Namun, film ini memberikan sentuhan lokal dari misteri kemunculan para hantu dan jin hutan. Jadi, film ini tak kehilangan ciri khas horor Indonesia meski menggunakan plot perjalanan kereta.
Visual Lawas yang Mempengaruhi Plot Cerita
Meski mengusung premis yang segar bagi perfilman Indonesia, tapi Kereta Berdarah (2024) menyisakan plot hole yang cukup mengganggu. Plot-plot yang agak membingungkan ini datang dari visualisasi cerita.
Kereta Sangkara yang menjadi sorotan utama memancarkan kesan jadul. Tak hanya itu, pakaian dan properti juga menunjukkan kesan lawas. Akan tetapi, aspek-aspek visual ini malah bertentangan dengan gawai yang digunakan para penumpang.
Para penumpang memakai gadget yang modern, sementara nuansa cerita dan visualisasi kereta wisata menonjolkan kesan tradisional. Tentu saja, hal-hal ini menurunkan intensitas misteri yang dibangun sejak awal film.
Gore dan CGI yang Kuat pada Kereta Berdarah (2024)
Film Kereta Berdarah (2024) mungkin kurang maksimal mengeksekusi premis dalam plot-plot yang stabil. Namun, film ini sangat menonjol dari segi elemen visual sesuai genre dan konflik yang diangkat.
Kekuatan visual ini terlihat dari teror yang mengincar para penumpang. Rentetan gangguan berasal dari makhluk-makhluk halus penunggu hutan, termasuk pemimpin jin yang dijadikan sorotan utama. Teror yang brutal dan kejam ini juga terjadi di sepanjang gerbong kereta yang sempit.
Dari aspek-aspek ini, film Kereta Berdarah (2024) punya banyak celah untuk visual gore yang apik. Kabar baiknya, film ini berhasil menyajikan efek CGI yang memuaskan.
Elemen-elemen gore yang sadis pun tereksekusi dengan baik. Alhasil, gambaran hantu di film terasa nyata dan mengerikan. Jika kamu suka dengan unsur sadistis, film ini cocok buat kamu, Sob.
Di sisi lain skoring film ini sukses membangkitkan rasa takut dengan cukup intens. Bisa dibilang, sutradara berhasil memasukkan jump scare yang cocok dengan skoring yang maksimal.
Ada Pesan Moral, tapi Tiap Karakter Kurang Dieksplor
Selain plot hole dari segi visual para karakter, film Kereta Berdarah (2024) juga kurang intens dalam mengeksplor hubungan tiap tokoh. Film ini memang menyajikan cukup banyak karakter dengan beragam status sosial dan kepentingan.
Akan tetapi, ikatan antartokoh kurang didalami sehingga penonton tidak terhanyut di dalam kisah para karakter. Untungnya film ini menyisipkan pesan moral yang dalam sehingga penonton masih dapat tergugah secara emosional.
Meski masih ada kekurangan, tapi film Kereta Berdarah (2024) cukup bagus dijadikan tontonan akhir pekan, terutama bagi pencinta horor. Dengan alur yang intens, film ini dapat menaikkan adrenalin kamu, Sob! Selamat menonton.
Penulis: Gheani Kirani B.T
Referensi: Kincir.com
Foto: MVP Pictures
Comments
Comments are closed.