13 Bom di Jakarta sukses menjadi film aksi terbesar di tahun 2023 berkat jalan cerita dan produksi yang intens. Karya teranyar sutradara Angga Dwimas Sasongko ini membuktikan kemampuan industri film Indonesia dalam menggarap film bergenre spionase.
Film yang disebut-sebut sebagai karya terbaik Angga ini juga menegaskan kelihaiannya dalam meracik cerita aksi. Sejak tayang perdana pada 28 Desember 2023, 13 Bom di Jakarta berhasil mendapat sorotan publik. Di balik popularitasnya, film ini rupanya diangkat dari kisah nyata yang dekat dengan masyarakat dan penuh kritik sosial.
Dengan durasi 2 jam 24 menit, 13 Bom di Jakarta menyuguhkan laga yang tak pernah terbayangkan oleh kita. Penasaran sama film garapan Visinema Pictures ini? Simak sinopsis dan review lengkapnya, Sob!
Sinopsis Film 13 Bom di Jakarta (2023)
Film ini mengikuti teror bom yang digerakkan oleh organisasi teroris Ibrahim Gani dengan nama samaran Arok (Rio Dewanto). Arok menyebar 13 bom yang akan meledak setiap delapan jam di tempat-tempat penting di Jakarta.
Aksi teror ini dimulai dengan kritik sosial terhadap sistem keuangan negara yang penuh kejahatan korupsi dan merugikan masyarakat. Demi memenuhi tujuan tersembunyinya, Arok dan organisasi terorisnya ingin menghancurkan Jakarta.
Badan Kontra Terorisme Indonesia (ICTA) ditugaskan untuk menghentikan teror bom ini demi menjaga keamanan warga. Terlebih lagi sudah banyak korban berjatuhan setelah tiga bom diledakkan oleh Arok.
Dari hasil investigasi, tim intelijen ICTA menemukan keterlibatan dua pendiri Indodax, Oscar Darmawan (Chicco Kurniawan) dan William Sutanto (Ardhito Pramono). Oscar dan William adalah pengusaha muda yang mendirikan perusahaan di bidang mata uang digital (bitcoin).
Di tengah situasi yang rumit bagi mereka, tim ICTA harus menghadapi keadaan yang tak kalah genting. Ya, ada penyusup di dalam tim internal mereka!
Lantas, ICTA harus bergegas menuntaskan teror ini sebelum lebih banyak warga sipil berjatuhan.
13 Bom di Jakarta Tawarkan Premis yang Segar
Dominasi film-film horor di tahun 2023 memang sangat terasa, terlebih lagi genre horor lokal memiliki banyak peminat. Oleh karena itu, sajian genre aksi-spionase yang diusung film ini terasa bagaikan angin segar bagi industri perfilman tanah air.
Sebagai film penutup akhir tahun, 13 Bom di Jakarta menyajikan alur cerita yang sejak awal dibangun dengan sangat intens. Seperti layaknya genre spionase, film ini dipenuhi adegan laga dan pertarungan senjata mematikan.
Dengan rentetan scene yang menegangkan, film ini sukses memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan sekaligus mendebarkan. Meski premisnya “segar” bagi industri film tanah air, tetapi cerita tentang teror dari organisasi teroris terbilang sudah umum, Sob.
Ada Pesan Terselubung tentang Tren Investasi
Premisnya yang sudah umum tidak menurunkan daya tarik film ini. Sebagai sutradara, Angga berhasil memoles premis 13 Bom di Jakarta dengan latar belakang yang sarat kritik sosial. Film ini menyoroti tren investasi yang ternyata menyimpan celah kejahatan.
Maraknya kasus investasi bodong menjadi inspirasi film ini. Tentu saja, kasus ini sudah akrab bagi kita, ya. Ditambah lagi ada dua karakter utama yang mendirikan perusahan berbasis mata uang digital (bitcoin).
Dari elemen-elemennya, film ini menyentuh sisi-sisi kehidupan yang terasa realistis bagi penonton, Sob.
Produksi Berkualitas dengan Plot yang Megah
Daya tarik terkuat film ini terletak pada kualitas produksinya, Sob. Sejak pertama kali dikenalkan ke publik, Angga sudah menyoroti efek visual yang menggunakan practical effects dan tidak bergantung pada CGI.
Melalui adegan mobil pengangkut uang yang meledak, film 13 Bom di Jakarta dengan cepat mencuri perhatian publik. Berkat efek nyata tersebut, intensitas dan kesan teror pada film ini jadi terasa lebih nyata.
Produksi yang masif juga ditunjukkan melalui plot yang megah, mulai dari set adegan yang besar, penggunaan berbagai senjata api, hingga lokasi peledakan bom. Produksinya patut diapresiasi karena detail dan mampu menciptakan efek tegang dengan maksimal.
Film 13 Bom di Jakarta Diangkat dari Kisah Nyata
Selain penuh ketegangan dan memperkaya sajian film aksi tanah air, 13 Bom di Jakarta rupanya diangkat dari kisah nyata! Mungkin kamu masih ingat dengan teror bom di Mal Alam Sutera yang motif pelakunya berkaitan dengan mata uang bitcoin. Ya, film ini terinspirasi dari kasus itu, Sob.
Jadi, film ini mencoba mendekati isu-isu nyata yang relate dengan masyarakat, seperti teror bom yang meresahkan hingga tren bitcoin. Dari sudut pandang sosial-ekonomi ini, Angga kemudian menyatukan cerita dua karakter utama dengan teror dari organisasi teroris.
Jajaran Pemain dengan Akting yang Ciamik
Berbagai elemen film ini, mulai dari premis, set adegan, kualitas produksi, latar belakang cerita, hingga pesan moral memang layak buat ditonton, Sob. Ditambah lagi, jajaran pemainnya pun sangat apik. Ada Rio Dewanto yang berhasil menghidupkan karakter Arok, antagonis dengan tujuan mulianya yang keliru.
Selain itu, peran Chicco dan Ardhito pun perlu mendapat apresiasi. Dengan tambahan badan intelijen ICTA dan para anggotanya, film ini punya tokoh-tokoh yang potensial, seperti Niken Anjani, Putri Ayudya, Ganindra Bimo, Lutesha, Muhammad Khan, dan lain-lain.
Pendek kata, film ini memang belum sempurna, tetapi punya potensi besar. Terobosan yang dibangun film ini bisa menjadi motivasi bagi para sineas tanah air untuk meningkatkan kualitas film aksi lokal.
Penulis: Gheani Kirani B.T
Referensi:
Foto:
Visinema Pictures
Comments
Comments are closed.