Problem solving bukan soft skill yang dapat dianggap remeh di dunia kerja, terutama kalau kamu ingin berkarier secara profesional. Saat memasuki dunia kerja, kita akan menerima beban kerja yang perlu disikapi dengan bijak. Tak jarang kita akan merasa tertekan oleh target yang harus dicapai atau masalah yang belum selesai.
Nah, itulah sebabnya kemampuan memecahkan masalah menjadi modal penting supaya kita bisa survive di tempat kerja, Sob. Namun, belum banyak pekerja atau fresh graduate yang mengerti apa itu problem solving. Sebagian besar pekerja atau job seeker mungkin memahami kemampuan ini sebagai cara paling cepat untuk menyelesaikan masalah.
Akan tetapi, pengertian problem solving mencakup arti yang lebih luas, lho. Nah, pada artikel ini kita akan mengupas tuntas arti, contoh, dan cara penerapannya di tempat kerja.
Apa itu Problem Solving?
Problem solving adalah rangkaian tahap dalam menentukan masalah dan mencari solusi paling tepat untuk menyelesaikannya. Dilansir dari buku The Executive Guide to Improvement and Change, kemampuan pemecahan masalah ini memiliki lima tahap. Adapun lima tahap itu terdiri dari tahap mendefinisikan masalah, mencari sumber masalah, membuat skala prioritas, menyusun daftar solusi yang tepat beserta alternatifnya, dan mengaplikasikannya.
Proses implementasi solusi untuk memecahkan masalah dilakukan dengan bijak supaya tidak melenceng dari kebutuhan. Jadi, pemecahan masalah bukan hanya sekadar mencari tahu sumber konflik dan berusaha menyelesaikannya, ya. Kemampuan ini mencakup proses panjang dengan lima tahap yang perlu dilakukan dengan teliti dan bijak.
Sebelum lanjut membahas lebih dalam, kamu juga perlu memahami tujuan penting dari soft skill ini, Sob. Apa saja, ya?
Tujuan Problem Solving di Tempat Kerja
Supaya kamu bisa memberikan kinerja terbaik di tempat kerja, pahami dulu mengapa kemampuan ini penting. Dilansir dari berbagai sumber, inilah enam tujuan problem solving.
1. Memampukan pekerja menghadapi tantangan, hambatan, dan kesulitan dalam bekerja, baik secara tim atau individu.
2. Melatih mental pekerja agar siap mencari solusi ketika terjebak dalam masalah, baik masalah berat atau ringan.
3. Menyiapkan mental pekerja yang tahan banting dan mampu mengambil keputusan terbaik di berbagai situasi.
4. Melatih pekerja agar mampu bertindak bijak dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
5. Melatih pekerja supaya memiliki sudut pandang yang beragam dalam memandang suatu masalah atau konflik.
6. Menyiapkan pekerja yang mampu bekerja dalam tim dan bertanggung jawab pada tugas-tugasnya.
Jika ditarik kesimpulan maka kemampuan pemecahan masalah ini wajib dilatih, baik pada pekerja senior atau pemula. Pelatihan yang maksimal akan membentuk mental dan daya tahan pekerja sehingga siap menghadapi berbagai kesulitan.
Lantas, seperti apa contoh problem solving di tempat kerja? Seperti yang kita tahu, skill ini akan terpakai di dunia kerja yang penuh tantangan. Nah, berikut ini sudah dirangkum dan diuraikan contoh-contohnya.
Contoh Problem Solving di Tempat Kerja
Kasus-kasus yang menjadi contoh ini dapat terjadi di tempat kerja. Dalam realisasinya, contoh-contoh yang diangkat dari kasus nyata ini dapat ditemukan di berbagai bidang, seperti marketing, teknologi, manajemen proyek, dan lain-lain.
1. Penurunan Kinerja Tim Social Media
Kasus ini kerap terjadi di bidang digital marketing, Sob. Tim social media atau disebut juga divisi kreatif sering menghadapi tantangan penuruan kinerja, baik dalam engagement atau sales.
Nah, problem solving yang dapat diterapkan adalah melakukan evaluasi menyeluruh pada semua aspek, melakukan riset yang mendalam, dan menentukan sumber masalah. Baru setelah itu, tim dapat merancang editorial plan yang baru.
2. Konflik dalam Tim Manajemen Proyek
Bekerja dalam tim bukan hal yang mudah karena ada banyak pikiran dan pendapat yang perlu disatukan. Oleh karena itu, tim sering menghadapi masalah komunikasi dan penurunan kinerja. Masalah ini kerap ditemukan dalam bidang manajemen proyek yang membutuhkan ketekunan dan konsistensi untuk menyelesaikan proyek sebelum batas waktu.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh tim adalah membuat rencana kerja yang rapi dan terstruktur. Tim dapat memanfaatkan tools manajemen proyek, seperti Asana dan Trello untuk membangun komunikasi yang sehat. Kepala tim juga dapat mengawasi alur kerja tiap anggota melalui fitur-fitur dalam tools.
3. Keluhan dan Komentar Negatif dari Konsumen
Semua bisnis pasti pernah mendapat keluhan dari konsumen, baik secara langsung maupun dalam bentuk komentar. Terkadang komplain ini dituliskan dengan sangat negatif di kolom komentar media sosial perusahaan. Lantas, bagaimana cara tim menyikapinya?
Pertama, tim perlu menanggapi keluhan dengan cepat agar konsumen merasa tenang. Tanggapi komplain dengan tutur kata yang bijak dan janjikan penyelesaian masalah yang cepat. Kedua, pastikan konsumen mendapatkan kompensasi atau ganti rugi jika isu yang terjadi telah merugikan konsumen dalam batas tertentu.
Nah, setelah memahami contoh-contohnya, kamu tinggal menerapkannya dengan baik dan bijak. Berikut ini ada lima tahap untuk melakukan problem solving.
Langkah-langkah Melakukan Problem Solving
Berdasarkan definisi problem solving dalam buku The Executive Guide to Improvement and Change, proses penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan lima langkah. Lima tahap ini sudah dijabarkan pada poin pembahasan di atas, tetapi kali ini kita akan membahasnya lebih dalam.
1. Definisikan Masalah dengan Bijak
Terkadang saat menemui hambatan, kita tidak dapat berpikir jernih dan langsung panik atau cemas. Hal ini wajar karena masalah yang menimpa pekerjaan akan mempengaruhi value kita di mata perusahaan.
Akan tetapi, proses awal penyelesaian masalah justru harus dimulai dari pikiran yang tenang. Uraikan masalah yang sedang terjadi agar kamu dapat menarik kesimpulannya.
2. Cari Sumber Masalah
Setelah menguraikan masalah menjadi gambaran-gambaran kecil, sekarang kamu dapat lebih mudah menari kesimpulan tentang apa yang terjadi. Pada proses ini, kamu bisa mencari sumber-sumber masalahnya.
Misalnya saja masalah penurunan engagement dalam konten kreatif. Rupanya sumber masalah yang terjadi adalah kurangnya riset audiens sehingga konten kamu tidak tepat sasaran.
3. Buat Skala Prioritas
Kini kamu perlu menyelesaikan masalah tersebut karena sudah mengetahui sumbernya dari faktor apa saja. Dalam proses ini, buatlah skala prioritas agar kamu tahu langkah-langkah mana dulu yang perlu diselesaikan.
4. Susun Daftar Solusi dan Alternatif
Selanjutnya buat daftar berisi apa saja solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Perlu diingat untuk tetap membuat alternatif solusi agar kamu lebih siap menghadapi situasi tak terduga.
Biar prosesnya lebih mudah, kamu dapat meminta saran dari teman, orang yang sudah profesional, atau bertanya tentang pengalaman orang lain.
5. Aplikasikan Solusi Problem Solving
Langkah terakhir mungkin terdengar sederhana, tetapi justru yang paling sulit. Kamu perlu memiliki tekad dan konsistensi yang tinggi. Ingat saja bahwa tiap masalah mempunyai level masing-masing. Jadi, tetap rileks dan lakukan sesuai dengan kapasitas kamu.
Biar proses ini berhasil, pastikan kamu membuat target dan tenggat waktu untuk tiap solusi yang akan dijalankan. Setelah itu, ukur keberhasilan tiap solusi agar kamu bisa improve dan mencapai hasil terbaik.
Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai kemampuan pemecahan masalah yang akan sangat berguna dalam pekerjaan. Semoga bermanfaat, Sob!
Penulis: Gheani Kirani B.T
Referensi: ruangkerja.id
Foto: Unsplash.com