Indonesia merupakan negara yang indah sehingga pantas mendapat sebutan zamrud khatulistiwa. Lihat saja, ribuan pulau tersebar dari Sabang sampai Merauke. Semuanya menyimpan potensi hasil bumi, keindahan flora, dan keragaman fauna. Tidak hanya itu, Indonesia juga kaya akan suku bangsa, bahasa, adat istiadat, dan budaya.
Kali ini kita akan membahas budaya yang berasal daerah yang mendapat julukan “Pulau Seribu Masjid” yaitu Pulau Lombok. Siapa sih yang nggak tau Lombok? Ada banyak banget budaya di Lombok, contohnya Ritual Maulid Adat Desa Gumantar. Yuk simak penjelasan berikut, Sob!

Alasan Lombok disebut Pulau Seribu Masjid
Menurut Standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Lombok menempati posisi teratas sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia. Prestasi ini tentu tidak bisa dipisahkan dari kuatnya ajaran Islam di Lombok, bahkan mendapatkan julukan sebagai “Pulau Seribu Masjid”. Julukan Pulau Seribu Masjid bagi Lombok ini bermula saat Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Effendi Zarkasih, sedang melakukan kunjungan kerja pada 1970. Selama kunjungan kerja yang dilakukan dalam rangka meresmikan Masjid Jami Cakranegara, Effendi merasa terkesan melihat banyaknya masjid yang berdiri di Pulau Lombok. Secara spontan ia menyebutkan bahwa Lombok adalah Pulau Seribu Masjid.
Setelah ditelusuri, ternyata julukan ini memang sepadan dengan fakta yang ada. Berdasarkan catatan Taufan Hidjaz, seorang dosen dari Institut Teknologi Nasional, terdapat 3.767 masjid besar dan 5.184 masjid kecil yang tersebar di 518 desa di Pulau Lombok. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab mayoritas Suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok menganut ajaran agama Islam. Bagi masyarakat Sasak, masjid merupakan bangunan penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.
Warisan Budaya Desa Gumantar
Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu daerah 3T yang memiliki beragam potensi. Salah satunya adalah yang terletak di Desa Gumantar. Desa ini termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Kayangan bersama semilan desa lainnya. Desa Gumantar memiliki panorama yang indah dan memiliki warisan budaya yang asli dan unik, yaitu:
- Dasan Beleq yaitu pemukiman asli yang menjadi cagar budaya yang tetap dipertahakankan.
- Masjid Kuno yang terdapat di Dusun Gumantar yang dijadikan sebagai situs peninggalan sejarah.
- Adanya hutan adat yang dikuasai dan dikelola oleh masyarakat secara mandiri dan berada di bawah pengawasan adat. Hutan adat Desa Gumantar seluas 9,5 hektar ini terjaga dengan ketat.
Ritual Maulid Adat
Proses ritual Maulid Adat Gumantar setiap tahun berlangsung selama dua hari dua malam, dimulai dari merembun (mengumpulkan) segala hasil bumi di Bale Beleq (rumah adat). Dalam acara merembun ini, dilakukan oleh kaum hawa dengan membawa wadah peraras (bakul kecil) dan berpakaian adat. Lalu bisok (mencuci) Gong Adat sebelum diturunkan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan bisok menik (cuci beras) yang dilakukan oleh kaum hawa di Lokok Bikuk sekitar 200 meter sebelah barat Dusun Gumantar. Dalam acara bisok menik ini, boleh dilakukan oleh siapa saja, lho! Tidak memandang purusa (keturunan). Jadi, pendatang yang berkunjung boleh banget nih merasakan keseruan ritual Maulid Adat di Desa Gumantar ini.
Sementara menunggu segala sesuatu siap, di Alun-Alun Masjid Kuno Gumantar masih tetap berlangsung tarian yang menurut Bahasa Gumantar disebut migel. Bersamaan dengan itu, di Bale Beleq Praja Mulud juga sedang dipersiapkan. Kemudian tau lokak (tokoh adat) bersiap diberugak bersama dengan Pengancang dan berpakaian adat yang berarti prosesi ritual Maulid Adat akan segera dimulai.

Acara dilanjutkan dengan iring-iringan sepasang Praja Mulud menuju Masjid Kuno, dengan 10 laki-laki membawa ancak (tempat nasi yang terbuat dari bambu) dan 20 wanita pengiring paling depan dengan memakai pakaian adat. Lalu 10 laki-laki langsung masuk ke Masjid Kuno bersama Praja Mulud sedangkan 20 wanita sebagai pengiring tadi hanya sampai di luar masjid.
Wah sudah terbayang belum kemeriahan ritual Maulid Adat di Desa Gumantar? Di sana kita bisa merasakan budaya dan pengalaman yang unik dan seru! Sudah ada planning mengunjungi Pulau Lombok? Yuk extend di Lombok, Sob!
Penulis: Dwi Nur Utami
Referensi:
Burrahman, Lalu Mujji. 2019. Tradisi Maulid Adat Bayan Lombok. https://www.rekamindonesia.id/v/tradisi-maulid-adat-bayan-lombok-1596 , diakses pada 27 Juli 2022 pukul 10.39
Rizky, R., T. Wibisono. 2012. Mengenal Seni dan Budaya Indonesia. Bogor: Penebar Swadaya Grup
Foto:
Rekamindonesia.com
Mayung.id
keren sekali tulisannya informatif
insightful!