Perkembangan media sosial membuat kita lebih mudah berkomunikasi. Namun, pada sisi lain hal tersebut membuat kehidupan terasa tanpa batas. Seringkali keadaan tersebut membuat kita merasa bebas untuk melakukan apapun, ditambah dengan adanya anonimitas di sosial media.
Anonimitas menjadi pelindung banyak orang untuk berkomentar apapun tanpa takut akan akibatnya. Kondisi ini kemudian menjadikan batas antara kritik dengan ujaran kebencian menjadi tipis. Tidak jarang seringkali kita sebagai pengguna media sosial tidak memahami perbedaan antara kritik dengan ujaran kebencian. Kalian bisa simak pembahasannya di bawah ini untuk mengetahuinya.
Kritik
Kritik tidak jarang dianggap sebagai sesuatu yang buruk, sebab dianggap sebagai sebuah kegiatan untuk mencari keburukan pada diri orang lain. Pada kenyataannya, kritik merupakan sesuatu yang penting sebab dapat membuat kita keluar dari zona nyaman. Kritik juga dimaksudkan agar kita dapat berkembang menjadi lebih baik lagi bukan untuk menjatuhkan.
Menerima maupun memberi kritik merupakan sesuatu yang harus kita biasakan sejak dini. Namun, hal tersebut tidak serta membuat kita menerima semua kritik dari orang lain. Tentu kita sendiri perlu bisa memilah antara kritik yang dapat kita ambil serta yang tidak perlu diindahkan. Begitu pula dengan memberikan kritik, perlu dipahami bahwa terdapat aturan saat memberikan kritik kepada orang lain.
Saat memberikan kritik yang disoroti adalah argumen maupun tingkah laku seseorang, didukung dengan fakta, memberikan kesempatan orang tersebut untuk memperbaiki diri, dan mempunyai tujuan untuk membantu orang tersebut. Hal tersebut kembali lagi kepada tujuan dari kritik yaitu, agar seseorang dapat menjadi versi dirinya yang lebih baik lagi. Dapat dilihat bahwa kritik sebenarnya memiliki niat yang baik, berbeda dengan ujaran kebencian.
Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian seringkali disamakan dengan kritik, padahal mereka merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan paling mendasar dari keduanya adalah ujaran kebencian memiliki niat untuk menjatuhkan seseorang. Seringkali bahkan saat seseorang tidak memiliki kesalahan terdapat orang-orang yang mencari bahkan membuat-buatnya, inilah inti dari ujaran kebenciaan.
Ujaran kebencian juga seringkali fokus pada seseorang secara pribadi, sangat bias dan seringkali tidak memedulikan hal positif, dan memiliki tujuan untuk mempermalukan. Dapat dilihat bahwa inti dari ujaran kebencian adalah untuk menjatuhkan seseorang, berbeda dengan kritik yang berkeinginan agar orang tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik lagi. Perkembangan sosial media bahkan membuat ujaran kebencian bertebaran dimana-mana.
Sekarang kalian sudah tau perbedaan dari kritik serta ujaran kebencian, bukan? Melontarkan kritik sekalipun harus dengan cara yang tepat agar orang tersebut dapat menangkap maksud. Saat akan berkomentar di sosial media jangan lupa untuk berhati-hati, ya.
Penulis: Salsabila Adenia
Referensi
Aji. 2022. Kenapa Hate Speech Begitu Marak Terjadi di Internet?. https://ugm.ac.id/id/berita/22681-kenapa-hate-speech-begitu-marak-terjadi-di-internet.
Grananda, Ayah Danica V. 2022. 3 Differences to Tell the Difference between Constructive Criticism and a Hater. https://everydaypower.com/constructive-criticism-and-a-hater/.
Foto
Pexels.com