Brand equity adalah nilai yang membedakan merek dengan kompetitor melalui ciri khas dan keunggulan tersendiri berdasarkan sudut pandang konsumen. Ekuitas merek telah menjadi landasan yang krusial saat membangun bisnis. Tentu saja karena melalui value merek yang kuat, brand dapat bersaing dan unggul di mata pelanggan.
Sekilas brand equity mirip dengan brand value karena sama-sama menunjukkan nilai dari sebuah merek. Namun, perbedaan kedua aspek ini terletak pada sudut pandang. Ekuitas merek menekankan pada persepsi pelanggan. Sementara value merek diukur dari sisi finansial.
Namun, tujuan dari kedua aspek ini sama, yaitu membuat merek terlihat menonjol dari pesaing sehingga menjadi top of mind di benak konsumen. Dalam ranah pemasaran, kita tentu ingin pelanggan atau konsumen baru mengingat merek kita setiap kali mereka membeli produk. Nah, target ini dapat tercapai melalui penguatan ekuitas merek yang menonjolkan nilai dari produk atau jasa yang dijual.
Lantas, bagaimana cara membangun brand equity dan apa saja tahapannya, ya? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.
Apa itu Brand Equity?
Ekuitas merek tidak hanya memiliki kemiripan makna dengan brand value, tetapi juga brand awareness. Akan tetapi, ketiga aspek ini punya perbedaan yang cukup signifikan.
Sederhananya, brand equity adalah nilai merek yang diukur dari pengalaman konsumen yang telah menggunakan produk sehingga mengingat nama brand karena sangat menonjol dari pesaingnya.
Misalnya merek apa yang pertama kali terlintas di pikiran kamu jika ingin makan mi instan? Pasti Indomie yang sudah terkenal sejak dulu, ya. Nah, itulah bukti kekuatan ekuitas merek Indomie sehingga menjadi top of mind kamu, Sob.
Apa Saja Elemen dalam Brand Equity?
Jika kamu ingin menguatkan ekuitas merek, pelajari dulu beberapa elemen yang ada di dalamnya dan berfungsi sebagai panduan.
1. Brand Awareness
Mengapa merek Indomie menjadi top of mind kita untuk produk mi instan, ya? Hal ini karena Indomie melakukan pendekatan dari berbagai aspek, seperti iklan, value, harga murah, dan keterjangkauan produk oleh konsumen. Alhasil, kita mudah mengingat nama Indomie.
2. Brand Association
Ada faktor lain yang membuat kita selalu mengingat merek Indomie untuk produk mi instan, yaitu asosiasi merek. Nama Indomie memiliki hubungan dengan produk dan pasarnya, yakni mi dengan rasa yang sesuai selera warga Indonesia.
Asosiasi nama dengan konsep produk membuat merek Indomie lebih mudah tertanam di ingatan kita.
3. Perceived Quality
Sebagai merek top of mind di produk mi instan, Indomie punya rasa yang cocok di lidah orang Indonesia. Alhasil, ada banyak kesan positif terhadap produk Indomie dan konsumen merasakan pengalaman yang memuaskan saat menyantap mi instan dari merek ini.
4. Brand Loyalty
Kepuasan pelanggan menjadi faktor yang bisa meningkatkan popularitas merek. Seperti Indomie yang kualitas produknya terjaga hingga sekarang, bahkan konsisten berinovasi dengan ragam variasi rasa khas makanan Indonesia.
Alhasil, konsumen Indomie setia membeli produk ini karena sudah tumbuh rasa percaya.
5. Propriety Brand Assets
Indomie juga termasuk merek yang berkembang mengikuti perubahan zaman dan selera konsumen. Kita bisa melihat dari banyaknya varian rasa dari Indomie. Dengan fleksibilitas ini, brand assets Indomie tidak terbatas dan dapat diperluas.
Contoh Brand Equity dan Dampaknya
Selain Indomie, kita bisa belajar kekuatan brand equity dari merek Aqua.Aqua yang menjadi top of mind di produk air mineral, baik kemasan maupun isi ulang. Merek ini punya ekuitas merek yang sangat kuat. Selain itu, nama Aqua juga terasosiasikan dengan makna air yang membuat kita mudah mengingatnya.
Bukti lainnya, ada banyak orang tanpa sadar bilang “Aqua” saat ingin beli air minum kemasan. Padahal ada merek selain Aqua, lho. Nah, kekuatan ini dibangun dari kualitas Aqua dan loyalitas konsumen yang sudah percaya dengan merek ini.
4 Tahapan Membangun Ekuitas Merek
Ada empat tahapan dalam membangun ekuitas merek yang kuat, seperti berikut ini.
1. Perkuat Brand Equity dari Identitas Merek
Hal yang pertama harus brand lakukan adalah menciptakan identitas merek sesuai value produk. Nah, brand identity ini tidak hanya memuat nama dan logo, tetapi juga elemen visual yang akan memberikan ciri khas.
2. Ciptakan Manfaat dan Ikatan Emosional
Apa benefit yang akan didapatkan oleh konsumen jika memakai produk kamu? Ikatan emosional apa yang dapat dibangun oleh brand? Nah, kedua aspek ini perlu dipikirkan dengan matang.
Merek dapat membangun hubungan dengan konsumen melalui pesan, manfaat, dan keunikan produk. Mari ambil contoh dari Nike yang punya tagline “Just Do It” yang memuat pesan untuk tetap semangat. Pesan ini selaras dengan value sepatu Nike yang bermanfaat untuk olahraga.
3. Bangun Kredibilitas dari Respons Pelanggan
Jika kualitas produk sudah terjaga, perlahan brand akan mendapatkan feedback positif. Kepuasan pelanggan pun meningkat sehingga merek sudah mulai memiliki kredibilitas. Nah, kredibilitas ini sangat penting untuk menguatkan nilai merek. Oleh karena itu, tetap jaga kualitas agar mendatangkan respons yang baik.
4. Pertahankan Hubungan dengan Pelanggan
Bagaimana cara menjaga kedekatan dengan pelanggan, bahkan kalau perlu menjadi hubungan jangka panjang? Kamu bisa memulainya dengan memberikan promo, diskon, atau voucher bagi pembelian tertentu yang mendorong repeat order.
Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai ekuitas merek, Sob.
Penulis: Gheani Kirani B.T
Referensi:
Foto:
Pexels
Pixabay