/Berdendang Bergoyang Festival dan 3 Event Ini Ricuh, Bagaimana Sistem Event yang Baik?
Event musik Berdendang Bergoyang Festival 2022

Berdendang Bergoyang Festival dan 3 Event Ini Ricuh, Bagaimana Sistem Event yang Baik?

Kasus over capacity di event Berdendang Bergoyang Festival tidak hanya berimbas pada pembubaran penonton oleh pihak polisi, tetapi juga perizinan dan eksistensi eventevent lain yang akan digelar tahun ini. Kepolisian semakin ketat mengamankan berbagai event yang menarik massa dalam jumlah besar, seperti Kickfest Bandung 2022, fanmeeting Sehun EXO bersama brand White Lab, dan konser boy group K-Pop NCT 127 di Jakarta.

Festival Berdendang Bergoyang yang bertajuk “Pesta Terbaik di Hidupmu” digelar selama tiga hari, yaitu tanggal 28, 29, dan 30 Oktober. Namun, pesta musik yang diadakan di Istora Senayan itu terpaksa ditiadakan di hari ke-3. Di hari ke-2, terjadi lonjakan penonton di venue sehingga acara terpaksa dibubarkan demi keamanan.

Suasana di event Berdendang Bergoyang Festival yang ramai
Sumber:
Suara Merdeka Jakarta

Kelebihan kapasitas menjadi isu utama dari kasus ini. Bahkan, pihak penyelenggara Berdendang Bergoyang diselidiki karena menjual 27 ribu tiket, padahal hanya mengajukan izin ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk acara berkapasitas 3 ribu orang. Daya tampung di Istora Senayan pun maksimal 10 ribu orang sehingga acara mengalami over capacity.

Kasus Over Capacity di Kick Fest Bandung

Suasana di event Kickfest Bandung 2022 yang ramai
Suasana di event Kickfest Bandung 2022 yang ramai
Sumber:
IDN Times

Kericuhan akibat over capacity juga terjadi di event Kickfest Bandung yang digelar selama tiga hari (4, 5, dan 6 November) di Lapangan Pussenif. Kondisi cuaca yang sempat buruk, disusul kendala teknis, dan jumlah penonton yang melebihi kapasitas venue membuat acara ini mengalami banyak masalah.

Di hari pertama, dua band terpaksa batal tampil karena alasan keamanan. Begitu pula di hari kedua, pihak penyelenggara melakukan penyesuaian rundown sehingga dua penampil tidak dapat naik ke panggung. Penonton yang sudah kecewa mulai ricuh ketika Raisa yang menjadi penampil untuk penutupan acara sempat dikabarkan tidak bisa tampil.

Meski Raisa akhirnya tampil setelah berdiskusi panjang dengan panitia Kickfest, aksi rusuh para penonton membuat event ini terkesan buruk. Sangat disayangkan karena sebagai pameran clothing, Kickfest seharusnya menjadi wadah untuk menampung kreativitas anak-anak muda.

Fanmeeting Sehun EXO Kelebihan Kapasitas

Suasana di Central Park Mall yang menjadi tempat fanmeeting Sehun EXO
Suasana di Central Park Mall yang menjadi tempat fanmeeting Sehun EXO
Sumber:
Volkpop

Perubahan rundown juga menimpa acara jumpa fans personil boy group K-Pop EXO, Oh Sehun. Brand skincare Whitelab menggandeng Sehun EXO sebagai brand ambassador dan mengadakan fanmeeting di Laguna Atrium Central Park Mall Jakarta. Acara ini digelar secara gratis dengan para pemenang golden ticket yang dapat menonton lebih dekat. Namun, kapasitas venue tidak memadai untuk menampung puluhan ribu fans yang hadir. Akibatnya acara terpaksa dihentikan setelah 10 menit berlangsung.

Suasana di dalam venue ICE BSD tempat konser grup K-Pop NCT 127
Suasana di dalam venue ICE BSD tempat konser grup K-Pop NCT 127
Sumber:
Kompas Megapolitan

Pemberhentian mendadak di tengah acara juga terjadi pada konser grup K-Pop NCT 127 yang bertajuk “NEO CITY: JAKARTA – THE LINK”. Di tengah konser, saat sembilan anggota NCT 127 membagikan bola bertanda tangan, para fans berebut ingin mendapat bola.

Alhasil, para fans di area standing saling dorong dan barikade pun jatuh. Konser yang digelar 4 November ini terpaksa dihentikan karena banyak fans yang pingsan. Kondisi yang tak kondusif juga meninggalkan kesan buruk bagi anggota grup dan fans yang tertib.

Wah, ternyata ada banyak event yang ricuh di akhir tahun ini, ya, Sob. Situasi yang mulai berjalan normal setelah pandemi memang membuat banyak orang antusias datang ke eventevent. Namun, event yang kelebihan kapasitas dan ricuh bisa membahayakan penonton, lho. Apa saja bahayanya, ya?

Bahaya Event yang Over Capacity bagi Penonton

Jika kita terjebak di event yang over capacity, kita akan kesulitan mendapatkan ruang gerak dan tidak bisa menikmati suasana. Jika terlalu lama berdesak-desakkan, orang tidak kuat atau mengidap penyakit pernapasan dapat sesak napas, bahkan pingsan. Kejadian seperti ini sering terjadi di eventevent yang kelebihan kapasitas, Sob.

Berdesak-desakkan akibat venue yang tidak muat juga bisa membuat kita terluka atau terinjak-injak. Banyak juga kasus kehilangan barang saat terjadi kerusuhan di event sehingga masalah over capacity tidak bisa dianggap sepele.

Tragedi Itaewon menjadi bukti betapa berbahayanya event yang over capacity. Oleh karena itu, jika kita telanjur datang ke event tanpa mengetahui event itu akan mengalami over capacity, kita harus siap melakukan pengamanan diri. Kalau kita sering berkunjung ke event, kita harus memahami kiat-kiat menyelamatkan diri dari crowd crush atau kerumunan orang.

Apa yang Harus Diperbaiki dari Sistem Event di Indonesia?

Potret suasana di festival musik DWP (Djakarta Warehouse Project)
Potret suasana di festival musik DWP (Djakarta Warehouse Project)
Sumber:
Ismaya Live

Melihat banyaknya kasus over capacity di eventevent akhir tahun 2022, sistem event di Indonesia perlu diperbaiki. Meta Mata merangkum beberapa poin penting dari kelemahan sistem event di Indonesia yang dapat diubah.

1. Persiapan panitia dan kelayakan venue

Antusias masyarakat, terutama dari kalangan anak muda terhadap event sangat tinggi. Oleh sebab itu, pihak penyelenggara acara perlu menyiapkan banyak hal, seperti rundown acara yang baik, venue dengan daya tampung yang cukup, sistem keamanan yang ketat agar tidak ada orang yang menerobos masuk, dan hal-hal teknis lainnya.

2. Penomoran bangku di konser musik

Belajar dari eventevent di Jepang, setiap kursi di venue diberi nomor, bahkan di area standing. Penomoran ini bertujuan agar para penonton tidak saling dorong agar dekat dengan panggung dan tetap berdiri di tempatnya masing-masing.

3. Pengamanan yang ketat dan hukuman

Petugas keamanan perlu bersikap tegas terhadap penonton yang mulai memicu keributan, seperti mengeluarkan penonton yang ribut dari venue agar tidak menimbulkan korban luka.

Selain itu, pihak keamanan juga perlu mengeluarkan peraturan dengan hukuman bagi para penonton yang tidak tertib. Hal ini dimaksudkan agar penertiban dapat berlangsung lebih kondusif dan tidak membahayakan penonton lain.

Nah, itulah tiga poin dari kelemahan sistem event di Indonesia yang dapat diperbaiki demi keamanan penonton. Baru-baru ini, Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disparekraf) mengeluarkan peraturan baru perihal konser di Jakarta, yaitu menurunkan jumlah penonton ke angka 70 persen dan pembatasan durasi konser dengan batas maksimal jam 12 malam. Ini merupakan langkah yang baik untuk kemajuan eventevent Indonesia, ya, Sob.

Penulis: Gheani Kirani B.T

Referensi:

CXO Media

The Jakarta Post

Foto:

Bandwagon Asia

Suara Merdeka Jakarta

IDN Times

Volkpop

Kompas Megapolitan

Ismaya Live