/Belajar dari Tragedi Halloween Itaewon, Pahami Crowd Crush dan Tips Mengatasinya
Tragedi Pesta Halloween di Itaewon Seoul Korea Selatan

Belajar dari Tragedi Halloween Itaewon, Pahami Crowd Crush dan Tips Mengatasinya

Kerumunan orang atau crowd crush biasa ditemukan dalam eventevent besar, seperti festival musik, konser, dan perayaan Halloween. Namun, meski crowd crush adalah kondisi yang lumrah terjadi, nyatanya situasi ini bisa menjadi pembunuh tak kasat mata yang jarang disadari pengunjung event.

Sepanjang sejarah perayaan festival di dunia, ada banyak tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh crowd crush. Pada tahun 2010 silam, Festival Air Kamboja di Phnom Penh merenggut nyawa 339 orang yang berdesak-desakkan ketika menonton acara utama balapan perahu di jembatan.

Awal Oktober tahun ini pun, Indonesia berduka karena tragedi di event pertandingan sepak bola yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang. Pada akhir Oktober ini, tragedi yang hampir serupa kembali terulang di Korea Selatan, tepatnya di Itaewon Seoul yang dikenal sebagai kawasan hiburan malam.

Itaewon dipenuhi bar dan kafe sehingga selalu padat dengan pengunjung. Akan tetapi, pada Sabtu (29/10/2022), Itaewon berubah menjadi lautan manusia. Penyebabnya karena pesta Halloween yang menjadi agenda rutin setiap tahun kembali diadakan di kawasan ini.

Kronologi Tragedi Itaewon yang Berawal dari Crowd Crush

Situasi di Itaewon pada malam pesta halloween yang berujung menjadi tragedi akibat crowd crush.
Situasi di Itaewon pada malam pesta halloween yang berujung menjadi tragedi
Sumber:
Kompas.com.

Sebelumnya pesta Halloween sempat ditiadakan karena kondisi pandemi. Namun, di tahun ini saat situasi pandemi mulai mereda, aktivitas perayaan Halloween pun aktif lagi dan menuai antusias warga Korea Selatan. Alhasil, lonjakan jumlah pengunjung tak terhindarkan sehingga memicu kerumunan massa yang begitu besar.

Diperkirakan ada 100.000 orang yang mengunjungi Itaewon untuk merayakan pesta Halloween. Sebanyak 200 petugas keamanan pun diturunkan ke lokasi event untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan. Namun, pada malam kejadian yang terletak di gang sempit dekat landmark Hotel Hamilton, kerumunan orang membeludak dan menjadi bencana. Tragedi pun terjadi dan merenggut nyawa 154 pengunjung. Korban luka mencapai 82 orang dan sebanyak 3.500 orang dilaporkan hilang.

Tragedi Halloween Itaewon menjadi peringatan untuk kita bahwa crowd crush bukan kondisi lumrah dalam event yang bisa disepelekan. Sangat penting mengetahui seperti apa kerumunan yang berbahaya dan tips yang tepat untuk menyelamatkan diri saat kita terjebak di kerumunan tersebut. Simak ulasannya di bawah ini.

Tipe Crowd Crush yang Harus Dihindari

Potret kerumunan orang di sebuah jalan yang tergolong sangat ramai dan bisa menjadi crowd crush.
Potret kerumunan orang di sebuah jalan
Sumber:
Unsplash.com.

Kerumunan masih tergolong aman jika tubuh kita tidak terjepit dengan orang lain dan masih ada ruang untuk bergerak. Hal ini selaras dengan yang disampaikan Mehdi Moussaïd, seorang ilmuwan asal Berlin dalam buku Fouloscopie: Ce que la foule dit de nous.

Mehdi yang mempelajari perilaku keramaian mengatakan bahwa keadaan kerumunan masih aman jika ada kurang dari lima orang di titik seluas satu meter persegi. Artinya masih cukup banyak ruang untuk bergerak dan bahu kita tidak bersentuhan dengan orang lain.

Oleh sebab itu, jika kerumunan di event sudah padat dan hanya menyisakan sedikit ruang, lebih baik mencari tempat yang agak sepi. Jangan paksakan diri karena kerumunan itu sudah memiliki risiko terjadinya kepanikan massa dan aksi saling mendorong.

Tips Menyelamatkan Diri dari Crowd Crush

Tips menyelamatkan diri saat terjadi crowd crush.
Potret kerumunan orang yang menonton event festival
Sumber:
Unsplash.com.

Paul Wertheimer, seorang ahli dalam bidang crowd control memiliki tips-tips yang bisa kamu terapkan jika terjebak di dalam kerumunan orang.

1. Tetap berdiri dan fokus

Jika kamu terjebak dalam kerumunan, hal paling penting yang harus kamu lakukan adalah tetap berdiri. Usahakan jangan sampai terjatuh karena arus kerumunan sulit berhenti dalam situasi yang kacau.

Oleh karena itu, pastikan kamu tidak panik dan tetap berjalan pelan agar tidak goyah jika terhantam arus kerumunan. Pastikan juga kamu tetap fokus dengan membuka mata lebar-lebar dan melihat ke sekeliling untuk mencari celah keluar.

2. Jangan habiskan energi

Saat terjebak di kerumunan, orang-orang pasti akan panik dan mencoba mencari jalan keluar dengan cara mereka sendiri. Alhasil, mereka cenderung akan berteriak dan mendorong untuk mendapatkan ruang gerak. Nah, kondisi ini justru akan memperburuk situasi dan bisa menghabiskan energi kamu.

Kamu harus menghemat energi saat terjebak di kerumunan. Jangan berteriak kepada orang lain di sekitarmu. Usahakan tetap menjaga stamina dengan tidak melawan arus atau mendorong orang lain. Biarkan tubuh kamu mengikuti arus kerumunan dan segera keluar saat menemukan celah.

3. Lindungi bagian dada

Penyebab kematian saat terjebak di kerumunan adalah sesak napas dan terinjak-injak oleh orang lain. Maka dari itu, melindungi bagian dada sangat penting dilakukan. Kepalkan kedua tangan kamu kuat-kuat layaknya pose petinju di depan dada.

Hal ini bertujuan agar hantaman tubuh orang lain di kerumunan tidak mengimpit dada kamu, Sob. Kamu pun masih memiliki ruang gerak untuk bernapas.

4. Cari sesuatu untuk dipanjat

Kamu bisa meminta bantuan dari orang lain untuk menarikmu keluar dari kerumunan. Namun, jika hal tersebut sulit dilakukan karena banyak orang yang panik, kamu bisa mencari sesuatu di sekitar titik kerumunan untuk dipanjat.

Misalnya pagar atau tiang yang membantu kamu mendapat ruang gerak untuk bernapas. Jika ada orang yang mengulurkan tangan padamu, pegang erat-erat agar kamu tidak terseret arus kerumunan.

5. Jauhi tembok penghalang dan barikade

Memanjat tembok atau pagar barikade saat terjebak di kerumunan dapat membantu, tapi bisa juga tidak. Dalam banyak kasus crowd crush, seperti bencana Heysel, banyak orang yang terjepit dan tertahan oleh tembok penghalang di area kerumunan.

Akan sulit memanjat jika tidak bisa bergerak akibat arus kerumunan. Kamu masih bisa bergerak pelan di arus kerumunan, tapi ketika tertahan tembok maka ruang gerakmu jadi sangat terbatas. Oleh karena itu, jauhilah tembok, pagar, dan benda-benda padat.

6. Bantu orang lain yang terjebak juga

Seorang psikolog dari University of Sussex bernama John Durry membuat penelitian yang menunjukkan kalau aksi saling membantu saat terjadi crowd crush adalah kunci untuk mencegah timbulnya korban jiwa.

Jangan bersikap egois saat kerumunan mulai kacau dan terjadi kepanikan. Perhatikan ke sekeliling kamu dan bantu orang-orang agar tidak panik sehingga tetap berjalan mengikuti arus. Jika semua orang di kerumunan bersikap individualis dan memilih mencari jalan keluar sendiri maka situasi akan bertambah kacau karena munculnya tindakan saling mendorong.

Nah, itu dia enam tips menyelamatkan diri saat terjebak di kerumunan, Sob. Satu hal yang harus selalu diingat bahwa kerumunan yang tidak menyisakan ruang gerak bisa menjadi berbahaya. Oleh karena itu, menjauhlah dari tempat yang terlalu ramai saat kamu berkunjung ke suatu event, ya!

Penulis: Gheani Kirani B.T

Referensi:

The Conversation. 2019. Ten tips for surviving a crowd crush.

World Nomads. 2019. How to Survive a Stampede or Crowd Crush.

Foto:

Kompas.com.

Unsplash.com.