/5 Alasan Film Ngeri-Ngeri Sedap Layak Wakili Indonesia di Piala Oscar 2023
Film Ngeri-Ngeri Sedap 2022

5 Alasan Film Ngeri-Ngeri Sedap Layak Wakili Indonesia di Piala Oscar 2023

Ngeri-Ngeri Sedap terpilih mewakili Indonesia bersaing di ajang bergengsi Piala Oscar 2023! Ini merupakan kabar baik dari industri perfilman Tanah Air di bulan ini. Film yang rilis 2 Juni 2022 ini tidak hanya fokus membongkar konflik seputar adat Batak, tetapi juga menyuguhkan kisah kekeluargaan yang hangat dalam balutan komedi.

Kabar baiknya, Ngeri-Ngeri Sedap garapan Bene Dion mewakili Indonesia di Academy Awards ke-95 untuk kategori The International Feature Film Award. Penghargaan ini rutin diberikan setiap tahun oleh Academy of Motion Pictures Arts and Sciences. Adapun kategori Film Fitur Internasional secara khusus dianugerahkan untuk film buatan negara-negara di luar Amerika Serikat.

Komite Seleksi Oscar Indonesia 2022 yang diketuai Deddy Mizwar memilih film ini untuk mewakili Indonesia di Piala Oscar 2023. Bene Dion Rajagukguk yang menyutradarai film ini mengaku sangat bahagia dan terharu. Tentu saja Bene Dion tidak menyangka novel berjudul Ngeri-Ngeri Sedap yang ia tulis bisa sukses dalam bentuk film dan berkibar di Piala Oscar 2023.

Di balik kesuksesan film Ngeri-Ngeri Sedap, ada sederet alasan yang membuat film ini berhasil melaju ke Piala Oscar 2023. Penasaran? Langsung aja disimak baik-baik, Sob!

Mengangkat Konflik Adat dengan Rinci

Berangkat dari novel berjudul sama karya Bene Dion, film Ngeri-Ngeri Sedap tampil istimewa dengan sajian konflik seputar adat Batak yang kental. Secara garis besar, film ini menceritakan keluarga bersuku Batak yang dilanda konflik akibat perantauan anak-anaknya.

Pak Domu dan Mak Domu berharap tiga anak laki-lakinya pulang dari perantauan ke kampung halaman di tepi Danau Toba. Namun, ketiga anak itu sudah memiliki hidup masing-masing dan enggan pulang karena kurang cocok dengan Pak Domu yang ketat perihal adat istiadat. Padahal ketiga anak Pak Domu juga rindu pada ibu mereka, Mak Domu.

Potret para pemain film Ngeri-Ngeri Sedap.
Domu, Sarma, Gabe, dan Sahat
Sumber:
CNN Indonesia

Domu, Si Anak Sulung berniat menikah dengan perempuan bersuku Sunda. Padahal dalam adat Batak, anak tertua diharapkan meneruskan marga keluarga dengan menikahi gadis Batak juga. Anak ketiga, Gabe adalah sarjana hukum yang memilih banting karier menjadi komedian slapstick di media tv. Sementara itu, anak bungsu bernama Sahat juga sudah lama lulus dari studi kuliahnya di Yogyakarta. Namun, Sahat tidak memilih pulang dan malah tinggal bersama petani tua yang mengolah kebun bernama Pak Pomo.

Pak Domu dan Mak Domu dalam Film Ngeri-Ngeri Sedap (2022).
Pak Domu dan Mak Domu
Sumber:
CNN Indonesia

Ketiga Anak dari Keluarga Domu Memilih Tidak Ingin Pulang

Pilihan ketiga anak laki-lakinya ini membuat Pak Domu dan Mak Domu sedih karena tidak ada yang ingin pulang untuk merawat mereka yang sudah tua. Ditambah lagi hanya anak kedua sekaligus perempuan satu-satunya bernama Sarma yang tinggal bersama mereka.

Sarma bekerja sebagai PNS di kampung halamannya. Berbeda dengan kakak dan dua adiknya, Sarma memilih karier yang dipandang baik oleh orang-orang tua, terutama di desa.  Tidak seperti Gabe yang diharapkan oleh Pak Domu dapat menjadi jaksa atau hakim, tetapi malah menjadi pelawak stasiun tv. Alhasil, demi anak-anaknya mau pulang, Pak Domu dan Mak Domu menyusun rencana pura-pura ingin cerai.

Nah, film Ngeri-Ngeri Sedap mengangkat konflik seputar pandangan orang tua dan adat istiadat, Sob. Domu yang ingin menikahi gadis Sunda dianggap berlawanan dengan adat Batak yang mengharuskan anak laki-laki sulung meneruskan marga. Pilihan karier Gabe yang bertentangan dengan keinginan Domu dipandang mengecewakan orang tua yang telah susah payah membiayai kuliah. Keputusan Sahat yang ogah pulang juga menuai perdebatan dalam keluarga Pak Domu.

Ngeri-Ngeri Sedap Totalitas Menyajikan Budaya Batak

Salah satu keunggulan film ini adalah sajian budayanya yang totalitas, Sob. Berbagai budaya Batak dimasukkan dalam film dan memudahkan penonton mengenal adat istiadat Batak. Latar budaya Batak tidak terasa seperti “tempelan”, tapi dapat dirasakan dan relate dengan penonton.

Cuplikan film Ngeri-Ngeri Sedap tentang budaya berkumpul di lapo.
Cuplikan Film Ngeri-Ngeri Sedap tentang Budaya Berkumpul di Lapo
Sumber:
Cineverse

Salah satu budaya khas Batak yang ditampilkan adalah kebiasaan berkumpul di lapo untuk mengobrol dan bernyanyi. Budaya kumpul di lapo ini banyak dilakukan oleh laki-laki Batak sebab lapo bukan hanya warung biasa yang menjajakan makanan khas Batak. Lebih dalam lagi, lapo adalah tempat berkumpul yang mampu mengeratkan rasa persaudaraan.

Nah, budaya kumpul-kumpul di lapo ini ditampilkan dalam film. Selain itu, budaya merantau juga sangat ditonjolkan. Dalam budaya Batak, anak laki-laki yang merantau untuk melanjutkan pendidikan dan mencari pekerjaan sudah menjadi hal yang biasa. Anak laki-laki Batak juga dianggap bertanggung jawab soal urusan nafkah, terutama anak sulung yang harus menopang hidup adik-adiknya.

Film bertema keluarga ini menceritakan upacara adat suku Batak.
Cuplikan Upacara Adat dalam Film Ngeri-Ngeri Sedap
Sumber:
Cineverse

Budaya Batak lainnya yang ditampilkan adalah upacara adat Sulang-Sulang Pahompu yang ingin diadakan oleh opung keluarga Pak Domu. Upacara adat ini dipandang penting karena bertujuan mengukuhkan pasangan yang belum sah secara adat Batak Toba. Namun, rencana pelaksanaan Sulang-Sulang Pahompu mengundang konflik karena semua anggota keluarga harus datang ke upacara. Alhasil, Pak Domu bersikeras melanjutkan rencana palsu pura-pura ingin cerai dengan Mak Domu agar anak-anaknya pulang kampung.

Latar Budaya Batak di Ngeri-Ngeri Sedap Begitu Kental

Penyajian budaya Batak dalam film Ngeri-Ngeri Sedap tidak sebatas dilakukan pada konflik dan penokohan saja. Visual tempat dan soundtrack mendukung hadirnya suasana Danau Toba dalam film ini. Dialog para tokoh natural seperti orang Batak sehingga penonton dapat merasakan nuansa Batak yang kental.

Selain latar tempat dan musik Batak, film ini juga menyuguhkan makanan khas Batak, lho. Ada mie gomak, kuliner Batak yang diolah dengan rempah andaliman.

Mengandung Pesan Moral tentang Keluarga

Film bertema keluarga ini menceritakan kisah suku Batak.
Cuplikan Danau Toba dalam Film Ngeri-Ngeri Sedap
Sumber:
Kincir.com

Film Ngeri-Ngeri Sedap memberi gambaran sebuah keluarga yang mengalami konflik akibat perbedaan pendapat. Pak Domu dan Mak Domu adalah orang tua di kampung yang memegang teguh adat istiadat. Meski melangsungkan upacara-upacara adat itu membutuhkan persiapan yang rumit, tetapi Pak Domu dan Mak Domu tetap setia menjalaninya.

Nah, berbeda dengan pandangan anak-anaknya yang masih muda. Kaum muda sering memandang upacara adat itu merepotkan dan kuno. Anak-anak juga kerap berpikir ingin hidup bebas di kota. Banyak yang enggan pulang karena mengurus orang tua di kampung akan menyita waktu mereka untuk mengejar karier di kota.

Inilah pesan moral yang ingin disampaikan film Ngeri-Ngeri Sedap bahwa anak-anak sudah sepatutnya mengunjungi orang tua. Merawat orang tua juga suatu kewajiban yang mendatangkan berkah, entah dalam bentuk kehadiran atau sumbangan finansial. Selain itu, saat ada perbedaan pandangan maka lebih baik diselesaikan dengan baik dan tidak langsung berpikir orang tua berpikiran kolot.

Kisah Keluarga yang Relate dengan Suku Lain

Film garapan Bene Dion ini mengangkat kisah kekeluargaan yang relate.
Cuplikan Film Ngeri-Ngeri Sedap
Sumber:
Cineverse

Kisah keluarga Batak dalam film Ngeri-Ngeri Sedap ternyata relate dengan suku-suku lain, lho. Konflik perantauan dan perbedaan pandangan soal adat juga dialami oleh keluarga dari suku-suku lain di Indonesia. Hal inilah yang membuat film Ngeri-Ngeri Sedap cukup universal, yaitu dapat dirasakan dan diresapi oleh para penonton dari berbagai suku.

Nah, itu dia lima alasan mengapa film bergenre komedi ini layak mewakili Indonesia di Piala Oscar 2023. Ternyata film Ngeri-Ngeri Sedap kaya akan budaya Batak, didukung dengan latar musik dan suasana khas Batak, mampu mengenalkan adat Batak, serta mengupas konflik seputar keluarga dan adat istiadat dengan muatan pesan moral.

Wah, semoga film karya anak bangsa ini sukses bawa pulang piala Oscar, ya, Sob!

Penulis: Gheani Kirani B.T

Referensi:

CNN Indonesia

Foto:

IMDb.com

CNN Indonesia

Kincir.com

Cineverse